Membangun Peradaban dari Dalam Rumah

Pembaruan Rasa Cinta

Tentu saja tema cinta seperti ini akan membuat mulut tertarik, senyum-senyum sendiri... namun sejatinya memang harusnya seperti itu. Dalam agama islam, Nabi Muchammad SAW mengajarkan untuk senantiasa bersikap romantis dalam rumah tangga. Sunnah nabi untuk setiap pasangan suami - istri mengungkapkan perasaannya. dengan ungkapan perasaan itu, cinta dan kasih diharapkan hadir dan mengalir dalam sendi-sendi bangunan kokoh keluarga. Rasa kasih sayang diselimuti saling pengertian dan kehangatan akan menciptakan keluarga harmonis, keluarga yang sakinah, mawaddah dan penuh rahmat Allah SWT.

Sudah umum jikalau seorang istri senang mendapatkan hal-hal yang berbau "romantis" dari suaminya. Dan seperti layaknya wanita lain, aku pun seperti itu. (uhuk...hehehe). Ingin rasanya mendapatkan buket bunga dari Pak Suami. Tapi, memang romantisnya Pak Suami bukan macam itu... Ya sudah, Nerimo ing Pandum



Dalam usaha saya untuk memperbarui perasaan cinta kepada suami, untuk jatuh cinta kembali, saya memberanikan diri untuk menulis surat cinta kepada Pak Suami... Ah, teringat 11 tahun yang lalu, saat masih SMA, kami satu organisasi ekstrakurikuler. Saya hobi menulis buku diary, dan dalam diary itu tertulis pula suara hati, rasa kasih yang tersemat untuknya, yang nyatanya sekarang menjadi belahan jiwa. #tsaaaah
Surat cinta yang kuberikan pada Pak Suami merupakan surat ketiga yang ku tulis. Surat pertama terasa lebay, dengan perbaikan akhirnya jadi surat kedua. Tetapi, aah bingungnya mengungkapkan saat sudah menjadi istri seperti ini. hahahaha #ups Dan saya rasa surat ketiga sudah pas untuk diberikan dengan penuh perasaan cinta pada Pak Suami.. (isi surat cinta itu, biarlah saya, Pak Suami dan Allah yang tahu)

Lalu, bagaimana tanggapan Pak Suami? awalnya, hanya senyum sambil berkata "iya.. sama-sama". What???? Just that... surat yang nulisnya butuh berkali-kali dengan perasaan yang membuncah, berkecamuk, mengharu biru (eciyeee) cuma dijawab dengan cengiran dan satu kalimat. Ya meskipun agak kecewa, (ckckckck) ya sudah, masak maksain harus bersikap langsung romantis beliin bunga dan romantis macam Drama Korea. Namun, selang berapa jam, saat kami berdua. Dengan lembut, Pak Suami mengutarakan perasaannya, meminta maaf dan banyak hal lain. Semoga kami saling mengintrospeksi diri, saling berbenah, selalu penuh cinta kasih, dan barokah Allah menaungi, bahagia untill Jannah. Aamiin...

Keluarga Kecil


Diusia 6 tahun pernikahan kami, Alchamdulillah Allah mempercayakan dua bidadari kecil untuk kami. Kakak L sangat kuat pemahamannya dengan metode edukasi yang saya terapkan.. Alchamdulillah Kk tumbuh dengan potensi senang menolong, jiwa suka membantunya tidak hanya diterapakan dalam hal bersih-bersih, namun juga dalam urusan dapur.. (KkL sangat senang jika dimintai tolong belanja bahan-bahan masakan). KkL usia 5 tahun sudah mampu membaca, meski masih dalam tempo lambat, namun hal ini pencapaian yang sangat bagus (menurut saya), dalam hal angka pun sudah faham (namun untuk pembelajaran ratusan dan ribuan belum).. Aaah, KkL yang sangat manis. terkadang suka jahil dengan adiknya. Namun sangat sayang pada adiknya, terbukti tak pernah lupa, sepulang sekolah selalu bawa jajan, beliin untuk adiknya. DdF yang sekarang berusia 19 bulan belum bisa bicara jelas, belum bisa diajak bicara dua arah. namun sangat faham jika diajak bicara, kalau mau apa-apa hanya nunjuk sambil teriak... DdF yang penurut menurut saya. sangat mengandalkan saya sebagai ibunya..

Alchamdulillah, syukur yang tiada terputus memiliki keluarga kecil ini. Pak Suami dulu pernah berkata, bersyukur memilikiku sebagai istri. karena bisa mendidik anak-anaknya dengan baik. semoga dengan amanah keluarga ini, saya sebagai ibu dan istri mampu menjalankan dengan baik. karena saya mengajarkan berbagai hal yang saya bisa ke KkL, karena ibu adalah madrasah pertama anak, hingga sekarang bisa dikatakan KkL "lebih teredukasi" daripada teman sebayanya.  KkL juga senang sekali dengan permainan-permainan yang kami buat sendiri. pernah suatu ketika, semaleman saya lembur membuat rumah kardus, namun melihat senyum ceria KkL-DdF di pagi hari dengan keluar masuk rumah kardus itu. Aaah,,, lelah begadang terbayar... 



Sebenarnya, saya lebih senang berkegiatan dengan duo krucil di rumah, bermain dan belajar dengan keduanya. Namun, saat tuntutan lingkungan untuk mengajar di sekolah MI di desa kami, membuat saya akhirnya terjun ke dunia keguruan. Sekolah MI di desa kami membutuhkan tenaga saya.. mungkin tak seberapa, namun dengan ikhlas, saya pun berbagi ilmu yang saya miliki. Berharap Ridha Allah selalu mengiringi langkah ini, dalam meneruskan ilmu tanpa pandang bulu, dengan ikhlas tanpa mengharap balas... Aamiin. 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Membangun Peradaban dari Dalam Rumah"

Posting Komentar